Powered by Blogger.

KEMURKAAN ALLAH MULA TURUN DI GANUNG

>> Thursday 11 March 2010

Oleh:KetuaPolis

note:
kehkehkeh...sana runtuh sini jahanam...pembersihan taik2 umno di kuala berang...wa cakap umno kuat gila sana bhai...perghhhhh umno tuhan melayu maaaa...tak dak umno tak dapat makan oooiii...kini bala sudah turun...insaf2 la mokcik-pokcik...jangan jadi banggang sangat...kahkahkah

KUALA LUMPUR 11 Mac — Gegaran lemah mungkin dirasai di sekitar Tasik Kenyir apabila satu gempa bumi lemah berukuran 2.6 pada skala Richter berlaku pada pukul 11.10 malam tadi.

Jabatan Meteorologi dalam satu kenyataan berkata gempa bumi itu berpusat di 43 kilometer barat daya Kuala Terengganu dan 22 kilometer barat Kuala Berang, Terengganu.

"Terdapat kemungkinan gegaran lemah dirasai di sekitar Tasik Kenyir,” kata kenyataan itu.-utusan 

!!!...Cakap pakai AKAL,sebab lembu pun ada OTAK...!!!
!!!...Menembak apa saje yang terlintas di kepala otak
...!!!
Read more >>

Read more...

ROKOK ADALAH PENYUMBANG KERUGIAN TERBESAR NEGARA,BUKAN PENYUMBANG DEVISA

Oleh:KetuaPolis

JAKARTA  - Selama ini rokok dibilang sebagai penyumbang devisa terbesar untuk negara padahal nyatanya rokok justru menyumbang kerugian terbesar negara. Kerugian yang ditimbulkan rokok bukan hanya masalah kesehatan saja tapi juga masalah moral dan finansial.

Menurut data Depkes tahun 2004, total biaya konsumsi atau pengeluaran untuk tembakau adalah Rp 127,4 triliun. Biaya itu sudah termasuk biaya kesehatan, pengobatan dan kematian akibat tembakau. Sementara itu penerimaan negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 triliun.

"Artinya biaya pengeluaran untuk menangani masalah kesehatan akibat rokok lebih besar 7,5 kali lipat daripada penerimaan cukai rokok itu sendiri. Jadi sebenarnya kita ini sudah dibodohi, sudah tahu rugi tapi tetap dipertahankan dan dikerjakan. Inilah cara berpikir orang-orang tertentu yang bodoh," tutur kata Prof Farid A Moeloek, Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau dalam acara Peningkatan Cukai Rokok: Antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan di Hotel Sahid Jakarta, Rabu (17/2/2010).
...Artinya biaya pengeluaran untuk menangani masalah kesehatan akibat rokok lebih besar 7,5 kali lipat daripada penerimaan cukai rokok itu sendiri. Jadi sebenarnya kita ini sudah dibodohi...
Prof Farid mengatakan, rokok adalah pintu gerbang menuju kemaksiatan, penurunan moral dan lost generation. "Tidak ada orang yang minum alkohol, terkena HIV, atau memakai narkoba tanpa merokok terlebih dahulu," kata Prof Farid yang juga mantan menteri kesehatan ini.

"Menurut agama saja menghisap rokok adalah kegiatan yang mubazir atau makruh. Memang dilema, di satu sisi negara butuh uang tapi di sisi lain banyak yang dirugikan akibat rokok," tambahnya.

Dalam UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 disebutkan bahwa nikotin adalah zat aditif, sama halnya dengan alkohol dan minuman keras. "Jadi rokok harusnya juga diperlakukan sama dengan narkoba. Artinya kalau narkotik tidak diiklankan, merokok juga harusnya tidak boleh. Masalah rokok juga harus ditangani secara spesial," ujarnya.

Kenaikan cukai tembakau rokok sebesar 15 persen menurut Prof Farid dianggap tidak akan berpengaruh.
Pertama, karena rokok mengandung nikotin yang bersifat candu, jadi bagaimanapun juga orang akan terus mencari dan mencari rokok untuk memenuhi kebutuhannya.
Kedua, grafik elastisitas rokok bersifat inelastis, jadi kenaikan harga rokok tidak akan terlalu mengurangi konsumsi rokok.
Ketiga, pertambahan penduduk terus terjadi dan hal ini memungkinkan semakin banyak orang yang merokok.

Untuk itu solusinya adalah, perlu regulasi atau Peraturan Pemerintah (PP) khusus yang mengatur ketat penggunaan rokok. Sebenarnya sudah banyak UU yang mengatur tentang rokok, misalnya UU Kesehatan No 36/2009, UU Penyiaran No 33/1999, UU Perlindungan Anak No 23/2002, UU Psikotropika No 5/1997 dan UU Cukai No 39/2007.

"Di situ ada aturannya nikotin harus dibagaimanakan. Tapi karena UU itu berjalan sendiri-sendiri maka tujuannya jadi tidak tercapai. Yang dibutuhkan hanya harmonisasi UU," katanya.

Peningkatan cukai rokok juga menurut Prof Farid harus didistribusikan pada kegiatan-kegiatan untuk menangani sektor kesehatan. "Perokoklah yang membayar cukai tembakau sehingga sudah semestinya dana cukai dikembalikan untuk memperbaiki kesehatan masyarakat," ujarnya.-voa-islam.com



!!!...Cakap pakai AKAL,sebab lembu pun ada OTAK...!!!
!!!...Menembak apa saje yang terlintas di kepala otak
...!!!
Read more >>

Read more...

Iklan lokasi D

BANTUAN ANDA DIPERLUKAN

BLOGGER

KOLEKSI Abang k

BLOGGER